Di balik rasanya yang enak dan segar, mangga juga kaya berbagai vitamin, mineral, serat, dan karbohidrat. Buah yang sekarang ini sedang musim, mengandung pula aktioksidan yang tugasnya melawan radikal bebas, penyebab berbagai macam penyakit degeneratif, seperti kanker, tekanan darah tinggi, dan jantung koroner.
Tanaman mangga berbunga pada bulan Juli-Agustus, dan buah dipanen pada bulan September-Desember. Buah mangga umumnya dipanen setelah tua, yang ditandai oleh bagian pangkal buah yang membengkak rata dan warnanya mulai menguning. Berikut ini keuntungan buah mangga bagi kesehatán:
1. Sumber Serat
Kandungan serat dalam buah mangga sekitar 1,8 persen, memberikan kontribusi yang cukup terhadap kebutuhan serat manusia. Serat pangan memiliki peran fisiologis terhadap usus. Kurangnya konsumsi serat dapat menyebabkan timbulnya penyakit degeneratif, seperti aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah), jantung koroner, diabetes melitus, hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol), hipertensi, hiperlipidemia (kelebihan lemak), dan kanker usus.
Serat pangan buah mangga terdiri dari serat pangan larut, yaitu pektin dan serat pangan tidak larut, yaitu selulosa. Masing-masing jenis serat pangan ini sangat penting bagi kesehatan manusia.
Fungsi utama serat pangan larut:
* Memperlambat kecepatan pencernaan dalam usus, sehingga aliran energi ke tubuh menjadi berkurang,
* Memberi perasaan kenyang yang lebih lama,
* Memperlambat penyerapan glukosa, sehingga membutuhkan sedikit insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi,
* Membantu mengendalikan berat badan dengan memperlambat munculnya rasa lapar,
* Meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dengan cara meningkatkan motilitas atau pergerakan usus besa
* Mengurangi risiko penyakit jantung,
* Mengikat asam empedu,
* Mengikat lemak dan kolesterol, kemudian mengeluarkannya melalui feses.
Fungsi utama serat pangan tidak larut air:
* Mempercepat waktu transit (waktu tinggal) makanan dalam usus dan meningkatkan berat fses,
* Memperlancar proses buang air besar dan
* Mengurangi risiko wasir, divertikulosis, dan kanker usus besar.
2. Sumber Antioksidan
Kemampuan antioksidatif dari buah mangga dihasilkan oleh berbagai senyawa yang terdapat di dalamnya, yaitu betakaroten, senyawa fenolik, lupeol, vitamin C, E, serta beberapa mineral seperti Cu, Zn, Mn, dan Se. Senyawa-senyawa tersebut dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, seperti kanker. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh lingkungan lainnya. Radikal ini apabila tidak dinetralkan oleh senyawa antioksidan, dapat menyerang partikel dan molekul lain dalam tubuh, menyebabkan perubahan mendasar pada materi genetis dan bagian-bagian penting sel lainnya.
Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas antioksidan dan beberapa buah tropis, diketahui bahwa mangga memiliki aktivitas penangkapan terhadap radikal hidroksil (OH-) yang sangat kuat, serta dapat melindungi deoksiribosa lebih baik dibandingkan dengan antioksidan sintetik (BHA dan BHT). Penelitian juga menunjukkan bahwa mangga memiliki kemampuan menangkap HOCI lebih kuat daripada pisang (Murcia et al, 2001).
3. Sumber Vitamin C
Kandungan vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Jika setiap 100 gram mangga masak rata-rata dapat memasok vitamin C sebanyak 41 mg, dengan mengonsumsi mangga ranum 150 gram, kecukupan vitamin C yang dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan dewasa per hari (masing-masing 60 mg) dapat terpenuhi. Di samping berfungsi sebagal antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan memelihara kesehatan pembuluh-pembuluh kapiler, kesehatan gigi dan gusi. Vitamin C membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi nitrosamin, zat pemicu kanker. Vitamin C juga membantu penyembuhan luka.
4. Sumber Kalium
Kalium terdapat dalam jumlah besar pada buah mangga. Tiap 100 gram mangga mengandung kalium 156 mg. Dengan mengonsumsi buah mangga minimal 250 gram, kecukupan kalium sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi. Kalium mempunyai fungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, dan membantu tekanan darah. Konsumsi kalium yang memadai dapat mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah dan secara bebas memberikan kontribusi terhadap penurunan risiko terkena stroke.
Oleh: Prof. DR. Made Astawan,
Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Copyright Kompas
0 comments:
Post a Comment